Saturday, November 19, 2011

Cerpen : Harapan Terakhir

Harapan Terakhir
Hari itu cuaca sedang tidak bersahabat, hari begitu gelap dan hujan rintik-rintik. Seorang gadis dengan menggunakan celana jeans dan kaos tangan panjang berwarna abu-abu pergi dengan tergesa-gesa. Rambutnya yang kerinting dan panjang basah karena hujan.
“Aku harus cepat, nanti dosen tua itu marah..” gumam tiara sambil melihat jam tangannya.
Tiara baru tiba di gerbang kampus itu, dia bertemu dengan Rangga. Rangga adalah cowok idaman semua wanita yang ada di kampus itu, termasuk cowok idaman Tiara.
”Hmm.. andai saja dia pacarku... ’ gumam tiara dalam hatinya. Tiba-tiba rangga melambaikan tangan. Itu membuat Tiara merasa berbunga-bunga. Tiara membalas lambaian tangan itu. Rangga berjalan menuju Tiara, jantung tiara berdetak sangat cepat dia sangat gugup. Rangga berjalan makin dekat ke arah Tiara...
”Aduh.. bagaiman ini? Apa yang harus aku lakukan?” kata Tiara di dalam hatinya.
Namun, Tiara harus kecewa karena Rangga hanya melewati dia saja. Ternyata lambaian tangan itu bukan untuk Tiara melainkan untuk Rena, sabahat karib rangga sejak kecil. Dengan perasaan yang kesal, Tiara pergi ke kelasnya, dia langsung duduk dikursi.  Melati, sahabatnya menghampiri Tiara.
” Hei.. pagi-pagi kok udah cemberut? Ada apa?” kata Melati kepada sahabatnya yang sedang kesal itu.
”Ah.. nanti saja ceritanya, aku sedang sebel.. sebel.. sebel.....”. Kata Tiara
” Pasti ini gara-gara Rangga, ya kan? ” tanya Melati.
Dan Tiara menganggukkan kepalanya.
” Ya ampun Tiara... sampai kapan sih kamu mengharapkan Rangga. Hei kamu seharusnya sadar siapa kamu dan siapa dia. Sekarang kamu harus bangun dari mimpimu, lebih baik kamu cari cowok yang lain saja. Memangnya cuma dia cowok di dunia ini?. ”
”Tapi... ” belum sempat Tiara menaggapai perkataan Melati, Pak Tono, dosen yang mengajar di kelas itu sudah masuk.
Tiara hanya menjawabnya dalam hati ” tapi tidak bolehkah aku bermimpi untuk bisa lebih dekat dengan Rangga, walaupun hanya sebentar. Aku tidak akan meminta lebih dari itu. Tuhan, bisakah kau mewujudkan harapan terakhirku ini?” kata Tiara.  
” Selamat Pagi.... ” Kata pak Tono membuka pelajaran pada pagi hari itu.
*****
Setelah perkuliahan selesai, Tiara berencana untuk meminjam buku diperpustakaan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen kepada dia. Namun cuaca sangat tidak mendukung. Diluar hujan masih begitu lebat, dan tiara tidak membawa payung.. Tapi Tiara harus segera pergi ke perpustakaan sebelum perpustakaan itu tutup.  Tidak ada pilihan lain kecuali nekat melawan hujan itu. Dia berlari menuju perpustakaan. Namun karena jarak perpustakaan sangat jauh, dia berhenti dulu sejenak di bawah pohon di seberang kantin. Tapi dia tidak bisa berlama-lama menunggu hujan reda di sana. Tiba-tiba...
” Hei kau... ” kata rangga memamngil tiara dari belakang.
Tiara langsung menoleh, dan betapa terkejutnya dia saat tahu bahwa itu adalah rangga yang terlihat juga kebasahan sama seperti Tiara. Tiara tidak mampu berkata apa-apa lagi. Dia bingung harus berkata apa, dia tidak percaya bahwa dia dan Rangga hanya berdua saja di bwah pohon yang diiringi hujan,
”Kamu tiara kan?” tanya rangga.
Tiara hanya mengagguk saja.
”Lebih baik aku pergi saja... aku sangat gugup saat bersama denganya disini” kata Tiara dalam hati. Tiara hendak berlari meninggalakan rangga sendiri di bawah pohon itu. Belum sempat Tiara berlari, Rangga berkata ” Hei mau kemana kau? sekarang hujan masih sanagat lebat.”
” Ak.. aku harus cepat pergi ke perpustakaan sebelum perpustakaannya tutup.” kata Tiara dengan terbata-bata.
”Hmm.. kalo begitu, kita pergi bersama saja. Kebetulan kita pergi ke arah yang sama.” Kata rangga. Tiara hanya bisa mengangguk dan terpanah akan kata-kata Rangga. Rangga melepasi jaket yang dipakai untuk menutupi kepla dia dan Tiara.
” Hitungan ke tiga kita lari....” kata rangga
”1.... 2...... 3..... lariii.........” kata mereka serentak.
Selama tiara berlari, jantung Tiara berdetak sangat cepat. Dia sangat bahagia karena bisa berdua dengan Rangga. Dan mereka pun sampai di depan perpustakaan.
” terima kasih ya...” ucap Tiara kepada Rangga.
” Tidak masalah... Mmm aku pergi dulu ya.. See you.”
Kata rangga. Rangga langusng pergi meningglakan Tiara.  Jantung tira seperti mau peacah karena derdetak dengan keras dari tadi. Tiara langsung masuk ke perpustakaan dengan hati yang berbunga-bunga.
*****
Keesokan Harinya
Tiara sedang meminum cappucino di kantin. Sama seperti kemarin, hari itu hujannya begitu lebat. Tiara melihat sebuah payung di dekat pintu. Kemudian dia berkata kepada bibi penjangga kantin iitu ” Bi, itu payung siapa bolehkah aku mmeinjamnya? Soalnya hari ini aku lupa membawa payung.”Itu punya rangga.. dia meninggalkannya kemarin disini. Anak itu aneh... bawa payung tapi dia lebih suka berhujan-hujanan.”
” Jadi dia kemarin....... ” kata Tiara
” Iya....... saat melihatmu sedang berteduh di bawah pohon itu, dia bilang pada bibi.. kalo payung itu untuk bibi saja. Dan langsung berlari kehujanan menghampirimu.Dasar bocah gendeng...” Kata Bibi kantin itu. Tiara seperti tidak percaya mendengar hal itu.
” Jadi kamu jadi ndak minjem payungnya? Atau sekalian kamu kemblikan aja payungnya sam rangga? ” Kata bibi.
Tiara langsung menjawab ” Iya.. bi aku akan mengembalikannya”.
Tiara langsung mengambil payung itu, dan berlari mencari rangga padahal saat itu masih hujan sangat deras,
” Hei.. kenapa apyungnya tidak dipakai?” tanya Bibi.
” Tidak apa-apa bi... ” Jawab tiara
” dasa bocah-bocah zaman sekarang... benar-benar sudah eddan... karena cinta” kata Bibi kantin itu.
Setelah mencari rangga kemana-mana, akhirnya Tiara menemukan rangga yang ada di aula serba guna. Dia langsung menghampiri rangga dengan baju yang basah.
”Rangga..... ” panggil Tiara. Rangga langsung menoleh.
” Tiara? Ada apa? Kenapa kamu basah seperti ini?” tanya Rangga kepada Tiara.
” Ini...  payunmu.. ” Kata Tiara. Sambil mengembalikan payung itu kepada rangga.
” Mmm.. jadi kamu sudah tahu ya...” kata Rangga dengan malu-malu.
” Terima kasih banyak ya... aku pulang dulu.. ” Kata Tiara sambil tersenyum bahagia. Tiara pergi meninggalakan Rangga.
” Hei Tiara... besok di kantin jam 1 siang ya...” Kata Rangga.
Tiara langsung menoleh ke arah rangga dan berkata ” Baiklah... ”. Tiara Pergi dengan hati yang berbunga-bunga.
****
Keesokan harinya.
Rangga sudah menunggu di kantin, hari ini dia berencana untuk mengungkapkan perasannya kepada Tiara. Dia berencan untuk mengajak Tiara pergi jalan-jalan. Setelah lama menunggu, terlihat dari kejauhan melalui jendela kantin Tiara dengan rambut diurai dan mengenakan baju kaos berwarna putih berjalan menuju kantin itu. Rangga sangat gugup. Dari kejauahn Tiara melambaikan tangan kepada rangga. Ranggapun membalas lambaian tangan Tiara. Tiara pun merasa sangat bahagia, sampai samapi dia tidak lagi menghiraukan sekelilingnya. Rangga terus melihat ke arah Tiara.
Saat Tiara hendak menyebrang, ada mobil dengan kelajuan tinggi datang dari arah kanan.
Tanpa bisa menghindar lagi DARRRRR...... mobil itu menabrak Tiara. Tiara terjatuh berlumuran darah di kepalanya. Rangga terkejut melihat Tiara. Dia langsung berlari menuju tempat Tiara.
” Tiara..... ” teriak rangga.
Semua orang berlari menuju TKP, Rangga sangat syok melihat keadaan tiara. Dia mendekati tiara.
” Tiara.. tiara bangun tiara... ” kata rangga.
” Rangga... ” Kata tiara setenga sadar.
” Terima kasih rangga, beberapa hari ini kau telah membuat hidupku bahagia.. terima kasih...” kata Tiara
” Ssstt.. jangan dulu banyak bicara.. simpan dulu tenagamu.. Ambulans sebentar lagi akan datang... jadi bersabarlah..” kata rangga cemas.
” Tidak rangga mungkin waktu ku sudah habis.... dan sebelum aku pergi.. aku ingin bilang.... kalo aku mencintai...mu.. kamu adalah pangeran impianku dari dulu. Sampai sekarang aku masih berpikir kalau ini hanyalah sebuah mimpi. Ini adalah mimpi terindah yang pernah aku alami walaupun akhirnya aku.. aku tidak bisa menikmati mimpi ini ... lagi.. Terima.. kasih.. Rangga, apakah kamu tahu apa harapan terakhirku? Harapan terakhirku adalah aku bisa bersama denganmu. Walaupun aku tidak bisa bersama denganmu lebih lama lagi....” Kata Tiara dengan terbata-bata.
”Kamu jangan bilang seperti itu.. kita baru saja baru kan memulai.. kamu tidak boleh meninggalkanku secepat ini. Aku juga mencintaimu. Banyak hal yang belum kita lakukan bersama. Jadi, aku mohon bertahan la..” Kata rangga sambil mengeluarkan air mata.
” Aku sudah tidak kuat lagi ranggaa...” Jawab Tiara dengan lemah.
” Aku harap kamu bisa menemukan perempuan yang lebih baik dari aku... Jangan sampai kau menderita karena kau.. aku ingin kau bahagia.. jika kau sedih begini.. aku tidak akan merasa tenang... kamu harus berjanji kepadaku.. kamu akan hidup bahagia..” Kata Tiara.
” Aku tidak akan bahagia bila aku tidak bersamamu tira.. ” Jawab rangga.
” Ssst... kamu tidak boleh seperti itu.. aku akan sangat marah jika kamu seperti itu.. kamu janji kan akan hidup bahagia? ”kata Tiara
”baikla aku akan berjanji.. tapi kamu harus tetap bertahan...” Kata rangga.
Tiara hanya tersenyum. Akhirnya ambulans datang,tiara dimasukkan ke mobil ambulance itu. Di dlam mobil ambulance, rangga terus memegang erat tangan Tiara. Kemudian rangga berkata ” Bertahan la tiara...sebentar lagi kita sampai”
” Mataku berat... aku tidak kuat lagi...” Kata Tiara sambil menutup matanya perlahan-lahan.
Di dalam tidurnya Tiara berkata, ”Tuhan, jika engkau ingin mengambil nyawaku saat ini juga aku ikhlas. Terima kasih karena kau telah memberikan kesempatan kepadaku untuk bisa bersama dengan orang yang aku cintai. Walaupun itu hanya sementara, tapi aku merasa sangat senang karena itu pinta terakhirku kepadamu. Itu harapan terakhir yang telah kau wujudkan. Terima kasih.”
Tiba-tiba tangan tiara terlepas dari genggaman tangan rangga. Denyut nadinya sudah tidak ada lagi. Rangga langsung berteriak” Tiaraaa.............”.


*SELESAI*

No comments:

Post a Comment